Wednesday, May 07, 2014

LUMINOL !

Buat yang suka cerita cerita detektif nih, pasti tau yang satu ini. Kali ini Ao mau bahas soal...

-- LUMINOL ! ^^ --
Reaksi Luminol Chemiluminescence adalah sebuah reaksi yang dapat menimbulkan nyala dari sebuah lightsick. Reaksi ini biasa digunakan oleh para penyelidik atau detektif untuk mendeteksi jejak darah pada sebuah TKP. Dalam tes ini, bubuk luminol ( C8H7O3N3) dicampur dengan hidrogen perioksida (H2O2) dan sebuah hidroksida (c/: KOH ) dalam sebuah botol spray.

Larutan luminol disemprotkan dimana darah mungkin ditemukan. Zat besi dari hemoglobin di darah dapat berperan sebagai katalisator untuk reaksi chemiluminescence yang dapat menyebabkan luminol menyala. Hanya membutuhkan zat besi saja sebagai katalisator untuk menjalankan reaksi ini. Uji luminol harus dilakukan di tempat yang gelap, supaya cahayanya bisa terlihat jelas. Cahaya fluoresens ini hanya akan terlihat selama 30 detik sebelum akhirnya pudar., yang membuat cukup waktu untuk memfotonya dan untuk kemudian melakukan investigasi lebih lanjut.



Luminol akan berwarna biru terang jika terkena darah.

Warnanya lucu kan ? XD
Jadi kayak glow in the dark gitu.

Zat besi di hemoglobin yang ditemukan di darah akan mengkatalis reaksi oksidasi dimana luminol mendapat oksigen atom ketika melepas nitrogen dan hidrogen. Hasilnya adalah sebuah senyawa yang diberi nama 3-aminophthalate. Elektron dari 3-aminophthalate berada dalam excited state. Nyala biru / cahaya fluoresens adalah sebuah emisi energi yang dilepaskan saat elektron kembali ke ground state.

Uji Luminol biasanya bisa mendeteksi bercak darah yang sudah diencerkan sepuluh ribu kali, bahkan seratus ribu kali. Sebagai ilustrasi, luminol masih bisa mendeteksi setetes darah yang dicampur seember air.


Tapi, karena ada efek berbahaya saat melakukan uji luminol, pengetes wajib memakai sarung tangan dan masker. Trus, harus udah ahli ngelakuin uji luminolnya.


Bisa buat bikin lightstick kali ya ? tapi harus rela kekurangan darah :3

Jadi, kalo mau bunuh orang, usahain di kasih alas dulu, kasih aja terpal atau plastik yg gede. nanti klo udah selesai bunuhnya, terpal atau plastiknya bisa dibuang ke sungai/ laut deh. Hahaha XD

~Ao~


Sumber :
Ko, Heejung;2012;Detektif sains cilik: fakta-fakta terselubung (3);Bandung;Kaifa, Mizan Pustaka.
http://arywidiyantoworld.blogspot.com/2010/11/bagaimana-reaksi-luminol-bisa.html

Intelegent Quotient

Intelegent Quotient

 Intelegent Quotient atau IQ ialah angka yang mana menjelaskan tingkat kecerdasan seseorang yang dibandingkan dengan sesamanya dalam suatu populasi.


Tes IQ hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang secara keseluruhan.
Skor IQ mula-mula diperhitungkan dengan membandingkan umur mental (Mental Age) dengan umur kronologik (Chronological Age). Bila kemampuan individu dalam memecahkan persoalan-persoalan yang disajikan dalam tes kecerdasan (umur mental) tersebut sama dengan kemampuan yang seharusnya ada pada individu seumur dia pada saat itu (umur kronologis), maka akan diperoleh skor 1. Skor ini kemudian dikalikan 100 dan dipakai sebagai dasar perhitungan IQ. Tetapi kemudian timbul masalah karena setelah otak mencapai kemasakan, tidak terjadi perkembangan lagi, bahkan pada titik tertentu akan terjadi penurunan kemampuan.
Caranya mengetahui tingkat IQ (Intelegent Quotient) umumnya dilakukan melalui psikotest yang memiliki banyak metode atau cara. Namun, para ahli berbeda pendapat dalam menentukan ukuran soal tingkatan IQ manusia. Berikut ini klasifikasi tingkatan IQ manusia menurut pendapat beberapa ahli:

Klasifikasi Skala Weschler
  • 128 ke-atas : Very Superior
  • 120-127 : Superior
  • 111-119 : Bright Normal (High Average)
  • 91-110 : Average
  • 80-90 : Dull Normal (Low Average)
  • 66-79 : Borderline-Defective
  • 65 ke-bawah : Mentally Defective
Klasifikasi Skala Stanford-Binet
  • 140-169 : Very Superior
  • 120-139 : Superior
  • 110-119 : Bright Normal (High Average)
  • 90-1109 : Average (Rata-Rata)
  • 80-89 : Dull Normal (Low Average)
  • 70-79 : Borderline-Defective

Untuk klasifikasi umum :
≤79             = Tingkat IQ  rendah / keterbelakangan mental
80 – 90       = Tingkat IQ  rendah tetapi masih dalam kategori normal (Dull Normal)
91 – 110     = Tingkat IQ  normal / rata-rata
111 – 120   = Tingkat IQ tinggi dalam kategori normal ( Bright Normal )
120 – 130   = Tingkat IQ superior
≥131            = Tingkat IQ very superior / genius

Penjelasan tingkatan IQ secara umum:

A. Idiot (IQ 0-29)
Idiot merupakan kelompok individu terbelakang paling rendah. Tidak dapat berbicara atau hanya mengucapkan beberapa kata saja. Biasanya tidak dapat mengurus dirinya sendiri seperti mandi, berpakaian, makan dan sebagainya, dia harus diurus oleh orang lain. Anak idiot tinggal ditempat tidur seumur hidupnya. Rata-rata perkembangan intelegensinya sama dengan anak normal 2 tahun. Sering kali umurnya tidak panjang, sebab selain intelegensinya rendah, juga badannya kurang tahan terhadap penyakit.

B. Imbecile (IQ 30-40)
Kelompok anak imbecile setingkat lebih pintar dari pada anak idiot. Ia dapat belajar berbahasa, dapat mengurus dirinya sendiri dengan pengawasan yang teliti. Pada imbecile dapat diberikan latihan-latihan ringan, tetapi dalam kehidupannya selalu bergantung kepada orang lain, tidak dapat mandiri. Kecerdasannya sama dengan anak normal berumur 3 sampai 7 tahun.

C. Moron / Debil / Mentally Retarted (IQ 50-69)
Kelompok ini sampai tingkat tertentu masih dapat belajar membaca, menulis, dan membuat perhitungan sederhana, dapat diberikan pekerjaan rutin tertentu yang tidak memerlukan perencanaan dan pemecahan. Banyak anak-anak debil ini mendapat pendidikan di sekolah-sekolah luar biasa.

D. Dull / Bordeline ( IQ 70-79)
Kelompok ini berada diatas kelompok terbelakang dan dibawah kelompok normal (sebagai batas). Secara bersusah payah dengan beberapa hambatan, individu tersebut dapat melaksanakan sekolah lanjutan pertama tetapi biasanya akan sukar sekali untuk dapat menyelesaikan kelas-kelas terakhir di SMP.

E. Dull Normal / Below avarage ( IQ 80-89)
Kelompok ini termasuk kelompok normal,rata-rata atau sedang tapi pada tingakat terbawah, mereka agak lambat dalam belajarnya, mereka dapat menyelesaikan sekolah menengah tingkat pertama tapi biasanya agak kesulitan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas pada tinngkat SMA.

F. Average / Normal (IQ 90-109)
Kelompok ini merupkan kelompok normal atau rata-rata, mereka merupakan kelompok terbesar presentasenya dalam populasi penduduk dunia.

G. Bright Normal / Above Average (IQ 110-119)
Kelompok ini merupakan kelompok individu yang normal tetapi berada pada tingkat yang tinggi.

H. Cerdas / Superior (IQ 120-129)
Kelompok ini sangat berhasil dalam pekerjaan sekolah/akademik. Mereka seringkali terdapat pada kelas biasa. Pimpinan kelas biasanya berasal dari kelompok ini.

I. Sangat cerdas / Very Superior / Gifted (IQ 130-139)
Anak-anak very superior lebih cakap dalam membaca, mempunyai pengetahuan yang sangat baik tentang bilangan, perbendaharaan kata yang luas, dan cepat memahami pengertian yang abstrak. Pada umumnya, faktor kesehatan, ketangkasan, dan kekuatan lebih menonjol dibandingkan anak normal.

J. Genius ( IQ ≥140)
Kelompok ini kemampuannya sangat luar biasa. Mereka pada umumnya mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan menemukan sesuatu yang baru meskipun dia tidak bersekolah. Kelompok ini berada pada seluruh ras dan bangsa, dalam semua tingkat ekonomi baik laki-laki maupun perempuan. Contoh orang-orang genius ini adalah Edison dan Einstein.

Uraian diatas menjelaskan tentang tingkat intelegensi dalam ukuran secara kognitif, pandangan lama menunjukkan bahwa kualitas intelegensi atau kecerdasan yang tinggi dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan individu dalam belajar dan meraih kesuksesan.

Namun telah berkembang pandangan lain yang menyatakan bahwa faktor yang paling dominan yang mempengaruhi keberhasilan individu dalam hidupnya bukan semata-mata ditentukan oleh tingginya kecerdasan intelektual, tapi oleh faktor kemantapan emosional yang ahlinya yaitu Daniel Goleman disebut Emotional Intelegence (kecerdasan emosional).
Bedasarkan pengamatannya, banyak orang yang gagal dalam hidupnya bukan karena kecerdasan intelektualnya rendah, namun mereka kurang memiliki kecerdasan emosional mekipun intelegensinya berada pada tingkatan rata-rata. Tidak sedikit orang yang sukses dalamnya hidupnya karena memilki kecerdasan emosional.

Kecerdasan emosional ini semakin perlu di pahami, dimilki dan diperhatikan dalam pengembangannya karena mengingat kehidupan dewasa ini semakin kompleks. Kehidupan yang sangat kompleks ini memberikan dampak yang sangat buruk terhadap konstelasi kehidupan emosional individu. Dalam hal ini Daniel Goleman mengemukakan hasil survei terhadap para orang tua dan guru yang hasilnya bahwa ada kecenderungan yang sama di seluruh dunia, yaitu generasi sekarang banyak mengalami kesulitan emosional daripada generasi sebelumnya, mereka lebih kesepian dan pemurung, lebih bringasan dan kurang menghargai sopan santun, lebih gugup dan mudah cemas, lebih impulsif dan agresif.



Sumber :