Intelegent Quotient
Intelegent Quotient atau IQ ialah angka yang mana
menjelaskan tingkat kecerdasan seseorang yang dibandingkan dengan sesamanya
dalam suatu populasi.
Tes IQ hanya memberikan sedikit indikasi
mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan
seseorang secara keseluruhan.
Skor IQ mula-mula
diperhitungkan dengan membandingkan umur mental (Mental Age) dengan umur
kronologik (Chronological Age). Bila kemampuan individu dalam memecahkan
persoalan-persoalan yang disajikan dalam tes kecerdasan (umur mental) tersebut
sama dengan kemampuan yang seharusnya ada pada individu seumur dia pada saat
itu (umur kronologis), maka akan diperoleh skor 1. Skor ini kemudian dikalikan
100 dan dipakai sebagai dasar perhitungan IQ. Tetapi kemudian timbul masalah
karena setelah otak mencapai kemasakan, tidak terjadi perkembangan lagi, bahkan
pada titik tertentu akan terjadi penurunan kemampuan.
Caranya mengetahui tingkat IQ (Intelegent
Quotient) umumnya dilakukan melalui psikotest yang memiliki banyak metode
atau cara. Namun, para ahli berbeda pendapat dalam menentukan ukuran soal
tingkatan IQ manusia. Berikut ini klasifikasi tingkatan IQ manusia menurut
pendapat beberapa ahli:
Klasifikasi Skala Weschler
- 128
ke-atas : Very Superior
- 120-127
: Superior
- 111-119
: Bright Normal (High Average)
- 91-110
: Average
- 80-90 :
Dull Normal (Low Average)
- 66-79 :
Borderline-Defective
- 65
ke-bawah : Mentally Defective
Klasifikasi Skala Stanford-Binet
- 140-169
: Very Superior
- 120-139
: Superior
- 110-119
: Bright Normal (High Average)
- 90-1109
: Average (Rata-Rata)
- 80-89 :
Dull Normal (Low Average)
- 70-79 :
Borderline-Defective
Untuk klasifikasi umum :
≤79
= Tingkat IQ rendah / keterbelakangan mental
80 – 90 = Tingkat
IQ
rendah tetapi masih dalam kategori normal (Dull Normal)
91 – 110 =
Tingkat IQ normal / rata-rata
111 – 120 = Tingkat
IQ tinggi dalam kategori normal ( Bright Normal )
120 – 130 = Tingkat
IQ superior
≥131 = Tingkat IQ very superior / genius
Penjelasan
tingkatan IQ secara umum:
A. Idiot (IQ 0-29)
Idiot merupakan kelompok individu terbelakang paling
rendah. Tidak dapat berbicara atau hanya mengucapkan beberapa kata saja.
Biasanya tidak dapat mengurus dirinya sendiri seperti mandi, berpakaian, makan
dan sebagainya, dia harus diurus oleh orang lain. Anak idiot tinggal ditempat
tidur seumur hidupnya. Rata-rata perkembangan intelegensinya sama dengan anak
normal 2 tahun. Sering kali umurnya tidak panjang, sebab selain intelegensinya
rendah, juga badannya kurang tahan terhadap penyakit.
B. Imbecile (IQ 30-40)
Kelompok anak imbecile setingkat lebih pintar dari
pada anak idiot. Ia dapat belajar berbahasa, dapat mengurus dirinya sendiri
dengan pengawasan yang teliti. Pada imbecile dapat diberikan latihan-latihan
ringan, tetapi dalam kehidupannya selalu bergantung kepada orang lain, tidak
dapat mandiri. Kecerdasannya sama dengan anak normal berumur 3 sampai 7 tahun.
C. Moron / Debil / Mentally
Retarted (IQ 50-69)
Kelompok ini sampai tingkat tertentu masih dapat
belajar membaca, menulis, dan membuat perhitungan sederhana, dapat diberikan
pekerjaan rutin tertentu yang tidak memerlukan perencanaan dan pemecahan.
Banyak anak-anak debil ini mendapat pendidikan di sekolah-sekolah luar biasa.
D. Dull / Bordeline ( IQ 70-79)
Kelompok ini berada diatas kelompok terbelakang dan
dibawah kelompok normal (sebagai batas). Secara bersusah payah dengan beberapa
hambatan, individu tersebut dapat melaksanakan sekolah lanjutan pertama tetapi biasanya
akan sukar sekali untuk dapat menyelesaikan kelas-kelas terakhir di SMP.
E. Dull Normal / Below
avarage ( IQ 80-89)
Kelompok ini termasuk kelompok normal,rata-rata atau
sedang tapi pada tingakat terbawah, mereka agak lambat dalam belajarnya, mereka
dapat menyelesaikan sekolah menengah tingkat pertama tapi biasanya agak
kesulitan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas pada tinngkat SMA.
F. Average / Normal (IQ
90-109)
Kelompok ini merupkan kelompok normal atau rata-rata,
mereka merupakan kelompok terbesar presentasenya dalam populasi penduduk dunia.
G. Bright Normal / Above Average (IQ 110-119)
Kelompok ini merupakan kelompok individu yang normal
tetapi berada pada tingkat yang tinggi.
H. Cerdas / Superior (IQ
120-129)
Kelompok ini sangat berhasil dalam pekerjaan
sekolah/akademik. Mereka seringkali terdapat pada kelas biasa. Pimpinan kelas
biasanya berasal dari kelompok ini.
I. Sangat cerdas / Very Superior
/ Gifted (IQ 130-139)
Anak-anak very superior lebih cakap dalam membaca,
mempunyai pengetahuan yang sangat baik tentang bilangan, perbendaharaan kata
yang luas, dan cepat memahami pengertian yang abstrak. Pada umumnya, faktor
kesehatan, ketangkasan, dan kekuatan lebih menonjol dibandingkan anak normal.
J. Genius ( IQ ≥140)
Kelompok ini kemampuannya sangat luar biasa. Mereka
pada umumnya mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan menemukan
sesuatu yang baru meskipun dia tidak bersekolah. Kelompok ini berada pada
seluruh ras dan bangsa, dalam semua tingkat ekonomi baik laki-laki maupun
perempuan. Contoh orang-orang genius ini adalah Edison dan Einstein.
Uraian diatas menjelaskan tentang
tingkat intelegensi dalam ukuran secara kognitif, pandangan lama menunjukkan
bahwa kualitas intelegensi atau kecerdasan yang tinggi dipandang sebagai faktor
yang mempengaruhi keberhasilan individu dalam belajar dan meraih kesuksesan.
Namun telah berkembang pandangan
lain yang menyatakan bahwa faktor yang paling dominan yang mempengaruhi
keberhasilan individu dalam hidupnya bukan semata-mata ditentukan oleh
tingginya kecerdasan intelektual, tapi oleh faktor kemantapan emosional yang
ahlinya yaitu Daniel Goleman disebut Emotional Intelegence (kecerdasan
emosional).
Bedasarkan pengamatannya, banyak
orang yang gagal dalam hidupnya bukan karena kecerdasan intelektualnya rendah,
namun mereka kurang memiliki kecerdasan emosional mekipun intelegensinya berada
pada tingkatan rata-rata. Tidak sedikit orang yang sukses dalamnya hidupnya
karena memilki kecerdasan emosional.
Kecerdasan emosional ini semakin
perlu di pahami, dimilki dan diperhatikan dalam pengembangannya karena
mengingat kehidupan dewasa ini semakin kompleks. Kehidupan yang sangat kompleks
ini memberikan dampak yang sangat buruk terhadap konstelasi kehidupan emosional
individu. Dalam hal ini Daniel Goleman mengemukakan hasil survei terhadap para
orang tua dan guru yang hasilnya bahwa ada kecenderungan yang sama di seluruh
dunia, yaitu generasi sekarang banyak mengalami kesulitan emosional daripada
generasi sebelumnya, mereka lebih kesepian dan pemurung, lebih bringasan dan
kurang menghargai sopan santun, lebih gugup dan mudah cemas, lebih impulsif dan
agresif.
Sumber :